Untuk pertama kalinya saya mendengar merdu suara adzan dari Masjidil Haram menandakan waktu maghrib telah tiba. Dalam keadaan berihram, kami menuju ke restroom yang berada di lantai dasar untuk berbuka bersama, dan sebagaimana di Madinah kami-pun disuguhi menu-menu khas Indonesia. Alhamdulillah… setelah selesai berbuka kami bersama-sama menuju Masjidil Haram untuk melaksanakan Thawaf, Sa’i dan Tahallul. Begitu tiba di pelataran Masjidil Haram yang waktu itu sedang persiapan Sholat Tarawih, dalam hati saya berkata “Masya Allah” begitu mengagumkannya Masjid tersuci bagi umat muslim ini.
Masjid yang dibangun mengelilingi Ka’bah ini, saat ini setidaknya memiliki luas kurang lebih 500.000 m2 dengan 3 lantai, 9 menara dan 95 pintu yang mampu menampung setidaknya 1 juta jama’ah. Dari 9 menara tersebut, 8 menara diantaranya secara berpasangan menandai 4 pintu utama (Babul Malik Abdul Aziz No. 1, Babul Fath No. 45, Babul Umrah, dan Babul Malik Fahd No. 79) dan 1 menara menandai Babul Masa’i yang menuju ke bukit safa sebagai awal permulaan sa’i. Berdasar sejarah yang pertama kali membangun Masjidil Haram adalah Nabi Ibrahim bersama putranya Nabi Ismail sewaktu membangun kembali Ka’bah sebagai tempat beribadah. Kemudian pada masa Khalifah Umar bin Khattab pada tahun 638 M didirikan dinding dan pintu secara permanen disekeliling Masjidil Haram, yang kemudian diperbanyak seiring perluasan Masjidil Haram dari masa ke masa hingga saat ini yang dilakukan oleh Raja Abdullah.
Masjidil Haram mempunyai beberapa keutamaan, yaitu :
• Dengan adanya Ka’bah didalamnya, membuat Masjidil Haram menjadi masjid tertua yang menjadi Kiblat bagi umat muslim didunia sebagai mana firman Allah SWT : “Maka palingkanlah wajahmu kearah Masjidil Haram, dan dimana saja kamu berada, maka palingkanlah wajahmu ke arahnya” (QS. Al-Baqoroh:150). Hal ini juga yang membuat shaf di Masjidil Haram melingkar.
• “Dan shalat di Masjidil Haram lebih utama 100.000 kali lipat dibandingkan shalat di masjid yang lain”. (HR. Ibnu Majah ). Jumlah ini sama dengan waktu 55 tahun 6 bulan dan 20 hari.
• Terjaga kesuciannya sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW : "Sesungguhnya Masjidil Haram adalah tempat suci diantara tujuh lapis langit dan tujuh lapis bumi yang berhadap-hadapan" (Akhbar Makkah 'an Mujahid, Sya'b al-Imam li al-Baihaqi)
• Terdapat tempat-tempat Mustajabah di sekitar Ka’bah yaitu : Hajar Aswad, Multazam, Maqom Ibrahim dan Hijir Isma’il
• Adanya Sumur Zam-zam yang penuh berkah
Dengan dipandu Mas Bahar kami bermusyawarah untuk membentuk barisan dan diputuskan bahwa perempuan ditengah dan diapit oleh jama’ah laki-laki, dan saya dipasrahi oleh Keluarga Wijaya untuk menjaga anaknya RAMA WIJAYA selama Thawaf, Sa’i dan Tahallul kali ini. Selanjutnya kami masuk ke Masjidil Haram melalui pintu utama yang No. 1 yaitu Babul Malik Abdul Azis. Sesaat setelah masuk Masjidil Haram kami berhenti sebentar untuk memanjatkan do'a memasuki Masjidil Haram. Tiada henti ucapan Tahmid sebagai ungkapan rasa syukur begitu melihat “Baitul Atiq” untuk yang pertama kalinya. Begitu kami sampai dipelataran Ka’bah yang waktu itu agak menyempit karena sisi luarnya digunakan untuk Sholat Jama’ah Tarawih, kami mencari tempat agak longgar untuk memanjatkan do'a sambil menghadap Ka'bah, kemudian kamipun berjalan menuju garis Hajar Aswad untuk memulai Thawaf.
Selengkapnya...