Sekitar pukul 08:30 waktu setempat kami tiba disalah satu kebun kurma yang menjadi tujuan kami. Begitu turun dari bus sejauh mata memandang hanya ada pohon kurma berjajar-jajar yang jika dilihat dari jauh tak ubahnya laksana kebun kelapa sawit. Sebagian dari pohon-pohon tersebut sudah berbuah dan siap untuk panen. Buah kurma yang siap panen dibungkus dengan kasa dengan tujuan agar buah kurma tersebut tidak jatuh sebelum waktunya yang biasanya disebabkan oleh angin. Kurma adalah sejenis tumbuhan palem yang dalam bahasa latinnya dikenal dengan Phonex Dactylifer yang buahnya bisa dimakan saat masih muda maupun sudah matang. Berdasar penelitian buah kurma mengandung protein, serat gula, vitamin A dan C serta berbagai mineral seperti zat besi, kalium, sodium dan potassium.
Beberapa kelebihan buah kurma adalah :
Buah kurma adalah salah satu buah yang disebut dalam Al-Qur’an yaitu Surat Maryam : 25. Allah SWT berfirman : “Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, maka pohon itu akan menggugurkan buah yang masak kepadamu, maka makan serta minumlah dan bersenang hatilah kamu” . Ayat ini mengisahkan ketika Siti Maryam akan melahirkan Nabi Isa A.S dibawah salah satu pohon kurma, lalu Malaikat Jibril datang dan menyuruh Siti Maryam menggoyang pohon kurma tersebut, maka berjatuhanlah buah yang sudah matang. Dan Siti Maryam pun memakannya dan atas izin Allah SWT proses kelahiran Nabi Isa A.S menjadi mudah. Berdasarkan Firman Allah SWT ini dan berbagai Hadist Nabi Muhammad SAW, diketahui kurma sangat berkhasiat bagi wanita yang sedang hamil, melahirkan dan setelah melahirkan (nifas).
Dapat mencerdaskan otak, Nabi Muhammad SAW bersabda : Berilah makan buah kurma kepada istri-istri kamu yang sedang hamil, karena sekiranya wanita hamil itu memakan buah kurma, niscaya anak yang akan lahir akan menjadi anak yang penyabar, bersopan santun serta cerdas (H.R. Bukhari)
Sangat bermanfaat bagi orang yang berpuasa untuk mengembalikan stamina setelah berpuasa seharian, Nabi bersabda : Apabila salah seorang diantara kamu puasa, hendaklah berbuka dengan kurma, bila tidak ada hendaklah berbuka dengan air, sesungguhnya air itu bersih (H.R. Ahmad dan Tarmidzi)
Ada berbagai macam jenis kurma di Madinah, tapi setidaknya ada dua jenis kurma yang begitu terkenal dan istimewa di Madinah, yaitu :
Kurma AJWA : Kurma hitam pekat dan berbentuk bulat dengan rasa super manis dan lembut ini adalah salah satu jenis kurma istimewa yang dapat mencegah berbagai penyakit, Nabi bersabda : Siappun yang pagi-pagi makan tujuh buah kurma ajwa, maka pada hari itu dia tidak mudah keracunan dan terserang penyakit (H.R. Bukhari Muslim). Berdasarkan riwayat kurma ajwa adalah kurma ditanam oleh Nabi Muhammad SAW sendiri dan sering pula digunakan oleh Nabi untuk berbuka. Nama ‘Ajwa’ diambil dari nama anak Salman Al-Farisi sebagai penghargaan karena telah mewakafkan lahan kurmanya untuk perjuangan islam.
Kurma ANBAR : Sesuai dengan namanya 'ANBAR = PAUS', kurma ini berukuran lebih besar dari kurma lainnya, jika dibandingkan dengan kurma Ajwa bisa 2 kali lebih besar. Kurma ini berwarna merah pekat kekuningan dengan bentuk bulat lonjong yang terasa manis dan lembut di lidah. Kurma jenis ini adalah satu dari jenis kurma yang berharga cukup mahal dan menjadi kurma khas Madinah.
Dibagian depan kebun kurma tersebut terdapat sebuah toko yang sebagian penjaganya adalah orang-orang Indonesia sehingga memudahkan untuk komuniasi. Ditoko ini menjual berbagai macam kurma mulai dari yang muda sampai yang sudah menjadi makanan olahan, disamping itu tersedia juga berbagai macam makanan khas Arab yang siap jadi oleh-oleh bagi jama’ah. Setelah cukup puas melihat-lihat dan berbincang-bincang dengan penjaga toko saya membeli oleh-oleh berupa KURMA AJWA, KURMA ANBAR, PERMEN KURMA dan HATI UNTA. Hati unta ini dijual dengan bentuk irisan tipis berbentuk persegi yang sudah dikeringkan dan dikemas dalam plastik. Karena unta adalah hewan yang sangat kuat bernafas dalam lingkungan yang berpadang pasir dan berdebu maka dipercaya jika mengkonsumsi hati unta dapat menyembuhkan berbagai penyakit pernafasan khususnya Asma, Wallahu ‘Alam bi Showab. Setelah semua sudah cukup kami kembali ke bus untuk melanjutkan ziarah selanjutnya, yaitu JABAL UHUD.
Selengkapnya...
Sunday, January 9, 2011
Monday, January 3, 2011
MASJID QUBA'
Begitu semua rombongan sudah berkumpul di lobi Hotel, kami bersama-sama menuju Bis untuk melaksanakan Ziarah luar dengan tujuan pertama Masjid Quba’. Kamipun sampai di Masjid Quba setelah sekitar setengah jam perjalanan. Masjid Quba’ adalah Masjid yang pertama kali dibangun oleh Nabi Muhammad SAW diatas tanah Bani Amr bin Auf sewaktu beliau hijrah dari Mekkah ke Madinah. Masjid ini diabadikan dalam Al-Qur’an Surat At-Taubah : 108, Allah SWT berfirman : “Sesungguhnya Masjid itu yang didirikan atas dasar Takwa sejak hari pertama adalah lebih patut bagimu bersembahyang didalamnya. Didalamnya terdapat orang-orang yang ingin membersihkan diri . . .”. Masjid ini mengalami beberapa kali renovasi sehingga saat ini memiliki beberapa menara yang cukup tinggi dan mampu menampung setidaknya 20 ribu jama’ah.
Salah satu keutamaan Masjid Quba adalah sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW : “Sekali Sholat di Masjid Quba’ sama dengan satu kali Umroh” (HR. Turmudzi). Dahulu Nabi Muhammad SAW sering sholat Dhuha di masjid ini.
Begitu sampai di Masjid Quba’ saya mengambil Wudlu kemudian masuk ke dalam Masjid untuk melaksanakan sholat Dhuha. Didalam Masjid banyak jama’ah yang antri untuk bisa sholat Dhuha di Mihrob Masjid yang katanya dulu tempat Nabi Muhammad SAW sholat Dhuha di Masjid ini. Alhamdulillah, setelah menunggu beberapa saat akhirnya saya bisa masuk ke Mihrob Masjid Quba’ untuk menunaikan sholat Dhuha. Ada rasa keharuan yang sangat begitu kaki saya mulai memasuki Mihrob Masjid dilanjutkan dengan Sholat Dhuha dan di tutup panjatan-panjatan do’a dengan harapan terkabulnya do’a-do'a tersebut, Amien. Sehabis sholat Dhuha saya kembali bergabung dengan rombongan menuju bus untuk melanjutkan ziarah selanjutnya yaitu Kebun Kurma.
Selama perjalanan ziarah kali ini, kami juga melewati beberapa masjid bersejarah di Madinah yang diantaranya adalah :
Masjid Qiblatain : Masjid yang awalnya bernama Masjid Bani Salamah ini awalnya berkiblat ke Baitul Maqdis tapi setelah turun Wahyu Allah dalam surat Al-Baqoroh : 144, arah kiblatnya dipindah ke Masjidil Haram Mekkah. Setelah peristiwa ini nama masjid tersebut dikenal dengan Masjid Qiblatain.
Masjid Jumu’ah : Masjid dimana Nabi pertama kali menerima perintah Sholat Jum’ah dan memimpin sholat Jum’ah pertama kali
Masjid Sab’ah : Tujuh buah Masjid yang dibangun di lokasi yang menjadi tempat pertahanan para sahabat sewaktu perang Khandaq untuk mengenang dan menghormati jasa-jasa mereka. Ketujuh Masjid tersebut adalah Masjid Salman, Masjid Abu Bakar, Masjid Umar, Masjid Usman, Masjid Ali, Masjid Fatimah, dan Masjid Fatah. Dari ketujuh masjid ini, Masjid Fatah memiliki peran sangat mulia. Sebab, di masjid inilah Nabi SAW memimpin kaum Muslimin dalam menghadapi pasukan Quraisy dan di lokasi ini pula Nabi berdoa selama tiga hari berturut-turut hingga Allah mengabulkan doa beliau untuk membantu pasukan kaum Muslimin. Dan Allah mengirimkan tentara Malaikat yang tak terlihat untuk memporakporandakan pasukan Quraisy
Masjid Ghamama : Di zaman Nabi Muhammad SAW, tempat ini adalah lapangan terbuka yang sering digunakan untuk Sholat Idul Fitri dan Idul Adha. Di tempat ini pula Nabi Muhammad SAW pernah memimpin sholat meminta hujan dan terkabul yang ditandai dengan datangnya awan hujan, maka Masjid ini dinamai Masjid Ghamama (Masjid Awan)
Selengkapnya...
Salah satu keutamaan Masjid Quba adalah sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW : “Sekali Sholat di Masjid Quba’ sama dengan satu kali Umroh” (HR. Turmudzi). Dahulu Nabi Muhammad SAW sering sholat Dhuha di masjid ini.
Begitu sampai di Masjid Quba’ saya mengambil Wudlu kemudian masuk ke dalam Masjid untuk melaksanakan sholat Dhuha. Didalam Masjid banyak jama’ah yang antri untuk bisa sholat Dhuha di Mihrob Masjid yang katanya dulu tempat Nabi Muhammad SAW sholat Dhuha di Masjid ini. Alhamdulillah, setelah menunggu beberapa saat akhirnya saya bisa masuk ke Mihrob Masjid Quba’ untuk menunaikan sholat Dhuha. Ada rasa keharuan yang sangat begitu kaki saya mulai memasuki Mihrob Masjid dilanjutkan dengan Sholat Dhuha dan di tutup panjatan-panjatan do’a dengan harapan terkabulnya do’a-do'a tersebut, Amien. Sehabis sholat Dhuha saya kembali bergabung dengan rombongan menuju bus untuk melanjutkan ziarah selanjutnya yaitu Kebun Kurma.
Selama perjalanan ziarah kali ini, kami juga melewati beberapa masjid bersejarah di Madinah yang diantaranya adalah :
Masjid Qiblatain : Masjid yang awalnya bernama Masjid Bani Salamah ini awalnya berkiblat ke Baitul Maqdis tapi setelah turun Wahyu Allah dalam surat Al-Baqoroh : 144, arah kiblatnya dipindah ke Masjidil Haram Mekkah. Setelah peristiwa ini nama masjid tersebut dikenal dengan Masjid Qiblatain.
Masjid Jumu’ah : Masjid dimana Nabi pertama kali menerima perintah Sholat Jum’ah dan memimpin sholat Jum’ah pertama kali
Masjid Sab’ah : Tujuh buah Masjid yang dibangun di lokasi yang menjadi tempat pertahanan para sahabat sewaktu perang Khandaq untuk mengenang dan menghormati jasa-jasa mereka. Ketujuh Masjid tersebut adalah Masjid Salman, Masjid Abu Bakar, Masjid Umar, Masjid Usman, Masjid Ali, Masjid Fatimah, dan Masjid Fatah. Dari ketujuh masjid ini, Masjid Fatah memiliki peran sangat mulia. Sebab, di masjid inilah Nabi SAW memimpin kaum Muslimin dalam menghadapi pasukan Quraisy dan di lokasi ini pula Nabi berdoa selama tiga hari berturut-turut hingga Allah mengabulkan doa beliau untuk membantu pasukan kaum Muslimin. Dan Allah mengirimkan tentara Malaikat yang tak terlihat untuk memporakporandakan pasukan Quraisy
Masjid Ghamama : Di zaman Nabi Muhammad SAW, tempat ini adalah lapangan terbuka yang sering digunakan untuk Sholat Idul Fitri dan Idul Adha. Di tempat ini pula Nabi Muhammad SAW pernah memimpin sholat meminta hujan dan terkabul yang ditandai dengan datangnya awan hujan, maka Masjid ini dinamai Masjid Ghamama (Masjid Awan)
Selengkapnya...
100 Real for Palestine, Please !
Ada Pengalaman yang sedikit mengejutkan ketika perjalanan pulang dari ziarah Makam Baqi' menuju hotel dimana kami menginap. Yaitu ketika saya baru saja sedang asyik memperhatikan alat berat yang biasa digunakan untuk pemeliharaan payung pelataran Masjid Nabawi, kami didatangi oleh satu keluarga Suami Istri dan anak kecil perempuan dalam kereta dorong yang berpakaian kumal.
Kurang lebih berikut percakapan yang terjadi diantara saya dan keluarga Palestina tersebut :
Can you speak in English ? ya
Do you from Indonesia ? ya
I come from Palestine, My country was destroyed by Israel
Plesae help us for our country
give us one hundred real for Palestine
Saya pun mengeluarkan 10 real untuk saya berikan, tapi saya terkejut karena mereka menolak dan meminta 100 real.
Please Mister, 100 Real for Palestine, Please !
please help me !
Karena saya pikir ini berlebihan saya berniat meninggalkan mereka, tapi tangan saya terus dipegangi sambil terus berucap:
“Please Mister, One Hundred Real for Palestine, Please !”
saya lihat anak mereka hampir menangis melihat kejadian ini. Akhirnya dengan ber-Khusnudlon semoga saja mereka ini memang penduduk Palestina yang sedang mencari dana untuk perjuangan Bangsa mereka dan berusaha untuk Lillahi ta’ala, saya pun menyerahkan 100 real kepada mereka begitu juga dengan Pak Ridwan. Setelah kami memberi masing-masing 100 real mereka mengucapkan terima kasih dan berdo’a untuk kami. Selepas itu kami melanjutkan perjalanan ke Hotel untuk mempersiapkan agenda ziarah hari ini yaitu Ziarah Luar, yang diantara tujuannya adalah Masjid Quba’, Kebun Kurma, Jabal Uhud dan Percetakan Al-Qur’an. Selengkapnya...
Kurang lebih berikut percakapan yang terjadi diantara saya dan keluarga Palestina tersebut :
Can you speak in English ? ya
Do you from Indonesia ? ya
I come from Palestine, My country was destroyed by Israel
Plesae help us for our country
give us one hundred real for Palestine
Saya pun mengeluarkan 10 real untuk saya berikan, tapi saya terkejut karena mereka menolak dan meminta 100 real.
Please Mister, 100 Real for Palestine, Please !
please help me !
Karena saya pikir ini berlebihan saya berniat meninggalkan mereka, tapi tangan saya terus dipegangi sambil terus berucap:
“Please Mister, One Hundred Real for Palestine, Please !”
saya lihat anak mereka hampir menangis melihat kejadian ini. Akhirnya dengan ber-Khusnudlon semoga saja mereka ini memang penduduk Palestina yang sedang mencari dana untuk perjuangan Bangsa mereka dan berusaha untuk Lillahi ta’ala, saya pun menyerahkan 100 real kepada mereka begitu juga dengan Pak Ridwan. Setelah kami memberi masing-masing 100 real mereka mengucapkan terima kasih dan berdo’a untuk kami. Selepas itu kami melanjutkan perjalanan ke Hotel untuk mempersiapkan agenda ziarah hari ini yaitu Ziarah Luar, yang diantara tujuannya adalah Masjid Quba’, Kebun Kurma, Jabal Uhud dan Percetakan Al-Qur’an. Selengkapnya...
BAQI' AL-GHARQAD
Sebagaimana hari yang lalu, sekitar pukul 02:30 dini hari kami bangun, mandi dan sahur bersama untuk puasa Ramadhan hari yang ke-6. Kemudian dilanjutkan dengan berangkat ke Masjid Nabawi, masuk ke Roudloh untuk Sholat Tahajjud, Sholat Hajad, Sholat Witir dan berdo'a. Setelah itu kembali saya berziarah ke Makam Nabi Muhammad SAW, Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq R.A dan Sayyidina Umar bin Khottob R.A. Sambil menunggu waktu sholat Shubuh saya membaca Al-Qur'an disalah satu sudut Masdjid Nabawi. Beberapa saat kemudian Sholat Shubuh dan Sholat Jenazah berjama'ah dilaksanakan. Handphone berdering sesaat saya akan membuka Al-Qur’an untuk kembali melanjutkan menghatamkannya. Ternyata teman sekamar saya di Hotel, Pak Ridwan sudah menunggu saya di pintu gerbang Makam Baqi’ untuk ziarah bersama-sama ke Makam tersebut.
Melalui pelataran kiri Masjid, saya menemui Pak Ridwan yang sudah menunggu di Gerbang Makam Baqi’, kami pun masuk bersama-sama dengan jama’ah yang lain. Makam Baqi’ adalah Makam luas yang dikeleilingi tembok marmer disebelah timur Masjid Nabawi yang diperuntukan bagi penduduk Madinah dan juga termasuk Jama’ah haji yang meninggal di Madinah.Nama Baqi‘ diambil dari nama akar tetumbuhan yang tumbuh di makam itu. Sedangkan Al-Gharqad adalah sejenis pohon berduri yang juga banyak terdapat di makam itu. Nabi Muhammad sering mengunjungi makam itu, beliau juga pernah menyatakan : "Barang siapa berpulang di Madinah dan dikebumikan di makan itu, beliau akan memberi syafaat kepadanya". Semenjak dibawah pemerintahan Kerajaan Saudi Arabia yang bermadzab Wahabi, Makam di Baqi’ hanya ditandai dengan batu yang tidak bernama dan tidak bertanda dan terkesan tidak terawat sebagai nisannya, sehingga kita tidak tahu siapa yang dimakamkan di tempat tersebut. Hal ini tentu berbeda dengan makam yang ada di Indonesia, dimana setidaknya ada nama pada batu nisannya, lebih-lebih jika makam-makam orang tertentu akan diberi tanda khusus semisal pagar, cungkup dan lain sebagainya.
Di Makam ini dimakamkan diantaranya :
Istri-istri Nabi : Aisyah binti Abu Bakar As Shiddiq, Saudah binti Zam‘ah, Hafshah binti Umar, Zainab binti Khuzaimah, Ummu Salamah binti Abu Umayyah, Juwairiyah binti Al-Harits, Ummu Habibah binti Abu Sufyan, Shafiyyah binti Huyai dan Mariyah Al-Qibtiyah
Putra putri Nabi : Siti Fatimah Az-Zahroh, Qosim, Abdullah, Ibrahim, Ruqoyyah, Zainab, Ummi Kaltsum
Cucu-Cucu Nabi : Imam Hasan bin Ali, Imam Ali bin Husayn, Imam Muhammad Al_Baqir, dan Imam Ja’far al-Sadiq
Keluarga Nabi : Abbas bin Abdullah (Paman Nabi), Halimatus Sa’diyah (Ibu susuan nabi), Shafia, Atikah
Sahabat-sahabat Nabi : Usman bin Affan, Saad bin Abi Waqqosh, Abdur Rahman bin Auf, Abdullah bin Mas’ud, dan sahabat-sahabat beliau lainnya
Imam Madzhab : Imam Malik bin Anas
Dibagian depan makam terdapat papan pengumuman besar dalam tiga bahasa (Arab, Inggris dan Indonesia) tentang petunjuk Nabi Muhammad SAW dalam berziarah. Yang diantaranya berisikan : ziarah kubur dapat mengingatkan kepada akhirat, ucapan salam kepada ahli kubur, larangan duduk diatas kuburan, larangan sholat menghadap kuburan, larangan berdo’a kepada ahli kubur dan meminta manfa’at kepadanya, perintah agar memohon dan meminta hanya kepada Allah SWT. Diakhir pengumuman disertakan do’a kepada ahli kubur Baqi’ yang berbunyi : “Mudah-mudahan sejahtera atas kamu hai penghuni kaum yang beriman. Apa yang dijanjikan kepadamu yang masih ditangguhkan besok itu, pasti akan datang kepadamu, dan kami InsyaAllah akan menyusulmu. Ya Allah ampunilah ahli Baqi’ Al-Gharqad”
Selama saya menyusuri Makam tersebut saya teringat betapa makam ini pernah menjadi saksi terpecahnya kaum muslim di Madinah antara Bani Hasyim (Ahlul Bait) dan Bani Umayyah di berbagai masa (selengkapnya : http://poestaka-ku.blogspot.com ). Setidaknya ada dua area khusus yang terpisah dengan makam-makam lainnya tapi tetap hanya dengan nisan batu yang tak bernama dan tak bertanda (mungkinkan ini Makam Sayyidina Usman dan Makam Sayyidina Hasan R.A ?, Wallahu A’lam). Setelah menyusuri berbagai sudut makam dan mengucapkan Salam kepada ahli kubur Baqi’ khususnya kepada Sayyidina Usman bin Affan R.A, Sayyidina Hasan bin Ali R.A, Siti Aisyah R.A dan Siti Fatimah Az-Zahroh kami keluar menuju Pelataran Masjid Nabawi. Begitu keluar Makam ada sedikit pemandangan aneh disekitar pelataran kiri Masjid Nabawi, yaitu banyaknya jama’ah perempuan yang berpakaian hitam bergerombol dibeberapa tempat. Menurut Pak Ridwan Jama’ah tersebut adalah jama’ah syi’ah yang sedang berziarah ke Makam Baqi’, sebagai salah satu makam utama kaum syi’ah dimana, di tempat ini dimakamkan beberapa generasi Ahlul Bait yang juga sebagai Imam Syi’ah.
Selengkapnya...
Melalui pelataran kiri Masjid, saya menemui Pak Ridwan yang sudah menunggu di Gerbang Makam Baqi’, kami pun masuk bersama-sama dengan jama’ah yang lain. Makam Baqi’ adalah Makam luas yang dikeleilingi tembok marmer disebelah timur Masjid Nabawi yang diperuntukan bagi penduduk Madinah dan juga termasuk Jama’ah haji yang meninggal di Madinah.Nama Baqi‘ diambil dari nama akar tetumbuhan yang tumbuh di makam itu. Sedangkan Al-Gharqad adalah sejenis pohon berduri yang juga banyak terdapat di makam itu. Nabi Muhammad sering mengunjungi makam itu, beliau juga pernah menyatakan : "Barang siapa berpulang di Madinah dan dikebumikan di makan itu, beliau akan memberi syafaat kepadanya". Semenjak dibawah pemerintahan Kerajaan Saudi Arabia yang bermadzab Wahabi, Makam di Baqi’ hanya ditandai dengan batu yang tidak bernama dan tidak bertanda dan terkesan tidak terawat sebagai nisannya, sehingga kita tidak tahu siapa yang dimakamkan di tempat tersebut. Hal ini tentu berbeda dengan makam yang ada di Indonesia, dimana setidaknya ada nama pada batu nisannya, lebih-lebih jika makam-makam orang tertentu akan diberi tanda khusus semisal pagar, cungkup dan lain sebagainya.
Di Makam ini dimakamkan diantaranya :
Istri-istri Nabi : Aisyah binti Abu Bakar As Shiddiq, Saudah binti Zam‘ah, Hafshah binti Umar, Zainab binti Khuzaimah, Ummu Salamah binti Abu Umayyah, Juwairiyah binti Al-Harits, Ummu Habibah binti Abu Sufyan, Shafiyyah binti Huyai dan Mariyah Al-Qibtiyah
Putra putri Nabi : Siti Fatimah Az-Zahroh, Qosim, Abdullah, Ibrahim, Ruqoyyah, Zainab, Ummi Kaltsum
Cucu-Cucu Nabi : Imam Hasan bin Ali, Imam Ali bin Husayn, Imam Muhammad Al_Baqir, dan Imam Ja’far al-Sadiq
Keluarga Nabi : Abbas bin Abdullah (Paman Nabi), Halimatus Sa’diyah (Ibu susuan nabi), Shafia, Atikah
Sahabat-sahabat Nabi : Usman bin Affan, Saad bin Abi Waqqosh, Abdur Rahman bin Auf, Abdullah bin Mas’ud, dan sahabat-sahabat beliau lainnya
Imam Madzhab : Imam Malik bin Anas
Dibagian depan makam terdapat papan pengumuman besar dalam tiga bahasa (Arab, Inggris dan Indonesia) tentang petunjuk Nabi Muhammad SAW dalam berziarah. Yang diantaranya berisikan : ziarah kubur dapat mengingatkan kepada akhirat, ucapan salam kepada ahli kubur, larangan duduk diatas kuburan, larangan sholat menghadap kuburan, larangan berdo’a kepada ahli kubur dan meminta manfa’at kepadanya, perintah agar memohon dan meminta hanya kepada Allah SWT. Diakhir pengumuman disertakan do’a kepada ahli kubur Baqi’ yang berbunyi : “Mudah-mudahan sejahtera atas kamu hai penghuni kaum yang beriman. Apa yang dijanjikan kepadamu yang masih ditangguhkan besok itu, pasti akan datang kepadamu, dan kami InsyaAllah akan menyusulmu. Ya Allah ampunilah ahli Baqi’ Al-Gharqad”
Selama saya menyusuri Makam tersebut saya teringat betapa makam ini pernah menjadi saksi terpecahnya kaum muslim di Madinah antara Bani Hasyim (Ahlul Bait) dan Bani Umayyah di berbagai masa (selengkapnya : http://poestaka-ku.blogspot.com ). Setidaknya ada dua area khusus yang terpisah dengan makam-makam lainnya tapi tetap hanya dengan nisan batu yang tak bernama dan tak bertanda (mungkinkan ini Makam Sayyidina Usman dan Makam Sayyidina Hasan R.A ?, Wallahu A’lam). Setelah menyusuri berbagai sudut makam dan mengucapkan Salam kepada ahli kubur Baqi’ khususnya kepada Sayyidina Usman bin Affan R.A, Sayyidina Hasan bin Ali R.A, Siti Aisyah R.A dan Siti Fatimah Az-Zahroh kami keluar menuju Pelataran Masjid Nabawi. Begitu keluar Makam ada sedikit pemandangan aneh disekitar pelataran kiri Masjid Nabawi, yaitu banyaknya jama’ah perempuan yang berpakaian hitam bergerombol dibeberapa tempat. Menurut Pak Ridwan Jama’ah tersebut adalah jama’ah syi’ah yang sedang berziarah ke Makam Baqi’, sebagai salah satu makam utama kaum syi’ah dimana, di tempat ini dimakamkan beberapa generasi Ahlul Bait yang juga sebagai Imam Syi’ah.
Selengkapnya...
Subscribe to:
Posts (Atom)