Monday, June 20, 2011

‘SHALLALLAHU ‘ALA MUHAMMAD’

Sehabis bangun tidur beberapa saat setelah Sholat Tarawih & Witir berjama’ah di Masjid Nabawi, saya bermaksud untuk melaksanakan keinginan yang sudah diniatkan sejak awal, yaitu membaca shalawat secara khusus kepada Nabi Muhammad SAW di dekat makam beliau. Hal ini saya wujudkan sebagai rasa syukur yang tiada terkira karena bisa mengucapkan Shalawat secara langsung kepada beliau dimana jika selama ini selalu dilakukan dengan jarak jauh yaitu dari kampung halaman di Indonesia.

Shalawat kepada Nabi Muhammad SAW adalah salah satu ibadah yang diperintahkan oleh Allah kepada kaum Mukminin, sebagaimana firman Allah SWT:

“Sesungguhnya Allah dan Malaikat-Malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi, Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkan salam kepadanya dengan sebenar-benarnya” (Q.S Al-Ahzab : 56)

Makna Shalawat Allah SWT kepada Nabi-Nya dalam surat tersebut adalah pujian dan pengagungan-Nya kepada beliau, sedangkan makna Shalawat para Malaikat dan selaian Malaikat kepada beliau adalah permohonan pujian dan kemuliaan dari Allah Ta’ala untuk beliau.

Beberapa Fadhilah Shalawat kepada Nabi Muhammad SAW berdasar hadist-hadist beliau adalah :
* Barangsiapa bershalawat kepadaku satu kali, Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali, mengangkat derajatnya sepuluh kali, mencatat baginya sepuluh kebaikan dan menghapus darinya sepuluh keburukan
(HR. Ahmad)
* Sesungguhnya orang yang paling utama bersamaku pada hari Qiamat adalah yang paling banyak bershalawat kepadaku
(Shahih Ibnu Hibban / Shahiihut Targhiib II/294)
* Tidaklah seorang hamba bershalawat kepadak, melainkan para Malaikat senantiasa bershalawat untuknya sebanyak shalawatnya itu kepadaku
(HR. Ibnu Majah)
* Maka barang siapa yang memohon al-wasilah untukku, niscaya akan halal baginya syafaatku (HR. Muslim)
* Dimanapun kalian berada, bershalawatlah kepadaku karena sesungguhnya shalawat kalian sampai kepadaku
(At-Targhiib Al-Mundziri / Shahiihut Targhiib II/293)
* Sesungguhnya Allah memiliki para Malaikat yang senantiasa berkeliling menyampaikan kepadaku ucapan salam dari umatku
(Shahih Ibnu Hibban / Shahiihut Targhiib II/292)
* Perbanyaklah membaca Shalawat kepadaku di hari Jum’at karena sesungguhnya shalawat umatku diperlihatkan kepadaku pada setiap hari jum’at (HR. Al-Baihaqi)
* Seseorang bertanya kepada Nabi Muhammad SAW : ‘Bagaimana pandanganmu jika aku jadikan do’aku seluruhnya untuk bershalawat kepadamu?, Beliau bersabda : Kalau begitu, Allah akan mencukupi apa yang engkau inginkan dari urusan dunia dan akhiratmu
(Abu ‘Ashim / Shahiihut Targhiib II/295-296)
* Apabila salah seorang diantara kamu sholat, hendaklah ia mengawalinya dengan memuji dan menyanjung Allah kemudian bershalawatlah kepada Nabi Muhammad SAW, lalu berdo’alah sesudah itu dengan do’a apa saja yang dikehendakinya (HR. At-Tarmidzi)

Sedangkan kerugian bagi orang yang tidak mau bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW adalah :
* Terhinalah orang yang aku disebutkan padanya, namun dia tidak mengucapkan shalawat kepadaku (HR. At-Tarmidzi)
* Tidaklah suatu kaum duduk disuatu majelis, mereka tidak menyebut nama Allah padanya dan tidak pula mengucapkan Shalawat kepada Nabi mereka, melainkan majelis itu merupakan kesedihan, duka cita dan penyesalan
(HR. At-Tarmidzi)
* Orang yang kikir adalah orang yang ketika aku disebutkan padanya, namun dia tidak bershalawat kepadaku (HR. At-Tarmidzi)
* Barangsiapa yang aku disebut padanya lalu dia lupa mengucapkan shalawat kepadaku, maka dia telah menyimpang dari jalan menuju Surga
(HR. Ibnu Majah)

Kapankah kita membaca Shalawat ?
Telah disyari’atkan kepada kita untuk bershalawat kepada beliau pada saat-saat berikut :
* Ketika duduk Tasyahhud dalam Shalat
* Setelah takbir kedua dalam Shalat Janazah
* Setelah menjawab Adzan
* Ketika masuk dan keluar dari Masjid
* Ketika berada di bukit Shafa dan Marwah
* Sebelum berpisah dalam suatu pertemuan
* Ketika nama Nabi Muhammad SAW disebutkan
* Memperbanyak ketika hari jum’at dan malam jum’at
* Dalam keadaan susah, cemas, sulit dan terjepit
* Ketika berdo’a dan memohon ampunan

Ada berbagai macam Shalawat yang begitu popular dikalangan masyarakat yang diantaranya adalah :
Shalawat Ibrahimiyah, Shalawat Nariyah, Shalawat Munjiyat, Shalawat Fatih, Shalawat Thibbul Qulub, Shalawat Haji dan yang begitu terkenal dikalangan Pesantren yaitu Shalawat Badar karya Kyai Ali Mansur dari Banyuwangi

Selain itu terdapat juga berbagai Syi’iran Maulid (pembacaan sejarah hidup, shalawat dan pepujian terhadap Nabi Muhammad SAW) yang diantaranya adalah :
* Sya’ir Burdah, yang digubah oleh Muhammad ibnu Sa’id Al-Busyiri
* Sya’ir Maulid karya Muhammad Al-‘Azb
* Qasidah Diba’iyah karya Abdur Rahman ibnu Ad-Diba’I Asy-Syaibaani
* Qasidah Al-Barzanji ciptaan Ja’far ibnu Hasan Al-Barzanji
* Qasidah Syaraf Al-Anam karya Ahmad ibnu Al-Qasim Al-Hariri

Sesudah bangun tidur, saya menuju Masjid Nabawi dengan mengambil wudlu terlebih dahulu. Setelah itu menuju Raudloh untuk sholat Tahajjud dilanjutkan dengan ziarah ke Makam Nabi Muhammad SAW dan keluar melalui pintu Baqi’. Begitu sampai diluar saya masuk kembali ke Masjid Nabawi melalui pintu Jibril dan mencari tempat tepat di belakang makam Nabi Muhammad SAW yang biasa disebut dengan Mimbar Tahajjud. Setelah duduk dengan tenang saya mulai membaca tahlil yang dikhususkan kepada Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Umar bin Khottob. Begitu sampai pada bagian membaca Shalawat tiada terasa air mata dengan begitu deras mengucur seakan tiada henti. Dimana itulah pengalaman pertama dimana saya bisa menangis dengan begitu terharunya. Dan belum pernah juga selama hidup saya menangis sebagaimana pada tangisan pada waktu itu. Dalam tangisan tersebut terbayang bagaimana bersyukurnya saya, sehingga bisa berdekatan dengan Makam Nabi Muhammad SAW untuk mengucapkan Shalawat dan Salam secara langsung, dan terbesit harapan semoga saya termasuk salah satu umat beliau yang terkasihi dan akan mendapat syafa’at beliau nanti dihari kiamat sehingga bisa bersama-sama dengan Beliau di akhirat nanti, Amien. Lama saya bisa menghentikan tangisan tersebut, dan Tahlil pun selesai.

Setelah jam menunjukkan waktu sahur, saya kembali ke hotel untuk sahur bersama-sama dengan jama’ah lain. Seusai sahur saya kembali ke Masjid Nabawi, begitu sampai pelataran Masjid Nabawi saya diberi semacam makanan lumpia penuh daging oleh salah satu jama’ah yang tidak saya kenal. Sesampainya didalam Masjid saya membaca Al-Qur’an sampai waktu subuh tiba. Begitu adzan subuh terdengar, saya lanjutkan dengan Sholat Fajar, Sholat Subuh berjama’ah dan kembali melanjutkan membaca Al-Qur’an. Setelah sampai pada Juz 14, saya menghentikan bacaan dan saya niatkan untuk melanjutkan dan menghatamkannya nanti di Masjidil Haram. Dalam perjalanan pulang ke Hotel kembali air mata mengalir, karena begitu cepat harus berpisah dengan Masjid Nabawi, dimana Masjid yang sudah memberikan pengalaman yang tak akan terlupakan selama hidup. Begitu sampai di hotel saya mandi Janabah dan memakai Ihram untuk mempersiapkan diri perjalanan ke Makkatul Mukarromah untuk pelaksanaan Ibadah Umrah . Setelah semua berpakaian ihram dan berkumpul di lobi, kami check out dari hotel menuju Makkatul Mukkaromah dengan singgah dahulu di Dzulhulaifah untuk bermiqot disana.
Selengkapnya...