Tuesday, November 23, 2010

ROUDLOH

Roudloh adalah salah satu bagian dari Masjid Nabawi yang terletak diantara Mimbar Nabi Muhammad SAW dengan Makam beliau. Nabi Muhammad SAW bersabda : “ Tempat yang terlatak diantara rumahku dengan mimbarku merupakan suatu taman diantara taman-taman surga, sedang mimbarku terletak diatas kolamku” (HR. Bukhori). Berdasar hadist tersebut diyakini bahwa do’a – do’a yang dipanjatkan di Roudlhoh akan dikabulkan oleh Allah SWT, Amien. Bagi Jama’ah laki-laki terbuka setiap waktu untuk bisa ke Roudloh ini, sedangkan perempuan hanya dua kali, yaitu waktu Dhuha dan Waktu Tahajjud.

Sebelum memasuki Roudloh kami di tunjukkan oleh Mas Bahar beberapa tempat penting yang ada di sekitar Roudloh, yaitu :

Mihrob Masjid : Mihrob yang digunakan imam untuk memimpin Shalat Jama’ah diwaktu sekarang. Mihrob ini ada sebelah kanan depan Mihrob Usman dan berada di luar Roudloh.


Mihrob Usman : Lokasi dimana dahulu Sayyidina Usman bin Affan memimpin sholat Jama’ah semasa pemerintahan beliau. Mihrob Usman ini posisinya berada di sebelah Kanan Mihrob Nabi dan sebagaimana Mihrob Masjid, Mihrob Usman ini juga tidak termasuk dalam area Roudloh.

Mihrob Nabi : Lokasi yang digunakan Nabi untuk memimpin Sholat Jama’ah. Mihrob ini berada di dalam Roudloh dan menjadi salah satu tempat yang menjadi rebutan Jama’ah untuk bisa sholat dan bermunajat di Mihrob tersebut.


Mimbar Nabi : Mimbar dimana Nabi biasa berkhutbah selama hidup beliau. Mimbar ini berada diantara Makam Nabi dan Mihrob Nabi, tepat di sebelah kiri pintu depan Roudlhoh.


Maqom Jibril : Salah satu bagian dari Roudloh ini dahulu digunakan Malaikat Jibril untuk mentashih hafalan Nabi Muhammad SAW sebelum meninggal. Sekarang tempat ini digunakan untuk mengumandangkan Adzan.



Sebelum ke Roudloh saya sempatkan sholat Dhuha di Mimbar Usman, selanjutnya saya antri untuk bisa kembali masuk ke Roudloh. Setelah menunggu beberapa saat, untuk kedua kalinya saya memasuki area yang berlantai permadani putih tulang dengan corak merah muda tersebut. Berturut-turut saya melakukan Sholat Tasbih, Sholat Dhuha, Sholat Hajat dan ditutup denga do’a. Tak terasa ditengah do’a-do’a yang terpanjatkan, menetes air mata dengan harapan semoga Allah SWT mengampuni segala dosa yang telah lalu dan mengabulkan segala do’a yang terpanjatkan, Amien. Sekeluarnya dari Roudloh saya kembali ke salah satu bagian Masjid Nabawi dan melanjutkan membaca Al-Qur’an.

Sebelum kembali ke hotel saya sempatkan berjalan-jalan ke beberapa toko yang ada di sekitar Masjid, termasuk salah satunya Toko Buku Andalus. Di toko buku ini saya berkenalan dengan penjaga toko yang salah satunya bernama Abduh. Kami pun berbincang-bincang cukup lama dan saling bertukar Informasi tentang masing-masing dan sempat berfoto bersama. Di toko buku ini pula saya membeli satu buah Al-Qur’an dengan Juz terpisah seharga 65 real pesanan Bapak yang rencananya akan digunakan untuk Jamiyah Al-Qur’an Bapak di desa. Sesampainya di hotel saya istirahat sambil menunggu Dluhur. Beberapa saat kemudian terdengar Adzan Dhuhur dan kamipun kembali ke Masjid untuk berjama’ah. Setelah berjama’ah Sholat Dhuhur dan Sholat Ghoib saya kembali lagi ke hotel untuk Istirahat siang.
Selengkapnya...

MAKAM NABI MUHAMMAD SAW

Sebelum menuju ke Makam Nabi Muhammad SAW, kami dibagi menjadi dua kelompok, yang laki-laki dipimpin oleh Mas Bahar dan yang perempuan dipimpin oleh Guide Perempuan. Disebelah tenggara (kiri depan) Masjid Nabawi ada sebuah Kubah Hijau yang menandai bahwa tempat itu dahulunya adalah Rumah Ummul Mukminin Siti Aisyah R.A, dimana ditempat tersebut dimakamkan Nabi Muhammad SAW. Kemudian atas izin Siti Aisyah R.A berturut - turut dimakamkan pula sahabat terdekat Nabi sekaligus Khlafaur Rasyidin pertama dan kedua yaitu Abu Bakar Ash-Shiddiq R.A dan Umar bin Khottob R.A. Bagian bawah Kubah hijau ini adalah sebuah bangunan Makam yang dibatasi tembok serba hijau yang bisa diakses melalui Bab Baqi & Bab Salam untuk bagian depan dan Bab Jibril untuk bagian belakang. Bab Salam adalah pintu yang jika lurus akan tembus dengan Bab Baqi' dan pintu ini adalah satu-satunya pintu yang yang terus dibuka selama 24 jam untuk bisa ke Roudloh dan Makam Nabi diluar bulan Ramadhan.

Melalui Bab Baqi' kamipun masuk secara berurutan bersama dengan jama’ah yang lain untuk berziarah ke Makam Nabi. Dengan diliputi rasa haru, Shalawat dan Salam tiada henti begitu kami mulai masuk menyusuri Makam Nabi Muhammad SAW. Di Bagian depan Makam tersebut terdapat 3 buah daun pintu berlapis emas yang diantara daun pintu tersebut terdapat tiang bulat sebagai pembatas. Jika kita berjalan dari Bab Salam atau Raudloh, daun pintu yang pertama lurus dengan Makam Baginda Nabi Besar Muhammad SAW, daun pintu yang kedua lurus dengan bagian Makam Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq dan untuk daun pintu yang terahir sebelum keluar Masjid melalui Bab Baqi' adalah lurus dengan bagian Makam Sayyidina Umar bin Khottob. Diantara daun pintu Makam dan jalur peziarah tardapat pagar dan di jaga oleh askar-askar yang mengatur alur jama’ah yang berziarah. Sesekali askar-askar tersebut menegur jama’ah dan melarang untuk melakukan pemujaan yang berlebihan sambil berkata “Syirik – Syirik ya Hajj”. Askar-askar tersebut memang beraliran Wahabi yang menjadi faham Pemerintah Kerjaaan Saudi Arabia, sehingga melarang untuk melakukan ziarah makam yang berlabihan menurut pandangan mereka. Sebelum meninggalkan area Makam tersebut tak lupa kamipun mengirimkan salam kepada Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Sayyidina Umar bin Khottob, dan setelah melewati Makam Nabi Muhammad SAW kami berkumpul di Mihrob Masjid Nabawi untuk selanjutnya bersama-sama menuju Roudloh.
Selengkapnya...

MASJID NABAWI

Kamipun memasuki pelataran Masjid Nabawi dan menuju Makam Baqi melalui pelataran sebelah kiri jika kita menghadap kiblat. Masjid Nabawi adalah Masjid kedua yang di bangun Nabi Muhammad SAW setelah Masjid Quba' dan sebagai salah satu Masjid terpenting bagi umat Muslim selain Masjidil Haram dan Masjidil Aqsha. Masjid Nabawi awalnya dibangun oleh Nabi diatas tanah yang dibeli Nabi dari yatim bersaudara, Sahl dan Suhail bin Amr dimana unta Nabi berhenti di tanah tersebut ketika perjalanan Hijrah dari Mekkah ke Madinah. Kemudian disalah satu sisi Masjid (sebelah kiri jika kita menghadap kiblat) dibangun rumah Nabi, yang beliau tempati bersama Siti Aisyah hingga beliau wafat, dan ditempat itu pula beliau dimakamkan.

Masjid yang awalnya hanya seluas 50 m2 ini, setelah mengalami beberapa kali renovasi sekarang menjadi sebuah Masjid Super Megah dengan luas bangunan 100.000 m2 dan pelataran seluas 135.000 m2 yang dapat menampung sekitar 500.000 jama’ah.

Beberapa keutamaan masjid Nabawi adalah :

Satu kali Sholat di Masjidku ini, lebih besar pahalanya dari seribu kali sholat di Masjid lain kecuali Masjidil Haram. Dan Sholat di Masjidil haram lebih utama seratus ribu kali sholat di Masjid lainnya (HR. Ahmad)

Barang siapa Sholat di Masjidku empat puluh kali tanpa putus, akan terbebas dari neraka dan siksa serta terhindar dari kemunafikan (HR. Ahmad dan Thabrani)

Tidak perlu disiapkan kendaraan kecuali tiga buah Masjid, yaitu Masjidil Haram, Masjidku ini dan Masjidil Aqsho (HR. Bukhori Muslim dan Abu Dawud)

Setelah berjalan menyusuri pelataran sebelah kiri Masjid Nabawi, kami berhenti disebuah tanda memanjang yang menunjukkan batas Shof dari sholat. Ditempat ini jika menuju ke sebelah kiri adalah Makam Baqi’ dan jika menuju ke sebelah kanan adalah Rumah Siti Aisyah yang didalamnya ada Makam Beliau beserta dua sahabat beliau Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Umar bin Khottob. Karena tidak bisa masuk ke Makam Baqi’ (Makam Baqi ditutup bagi umum begitu memasuki waktu Dhuha), maka kamipun melanjutkan untuk Ziarah ke Makam Nabi Muhammad SAW.
Selengkapnya...

FAJAR DI KOTA NABI

Saya terbangun sekitar pukul 02:30 KSA, kemudian membangunkan Pak Ridwan dan Mas Bahar Guide yang satu kamar dengan saya. Sesudah mandi kami pun turun ke resto room bergabung dengan Jama’ah yang lain untuk sahur bersama puasa Ramadhan hari yang ke-5. Untuk Menu baik berbuka maupun sahur selama di Madinah disediakan pihak catering dengan menu Indonesia, yang sebagian karyawannya juga berasal dari Indonesia.

Sesudah itu kami berangkat untuk Sholat Subuh berjama’ah di Masjid Nabawi. Sebelum masuk Masjid, saya sempat membeli Al-Qur’an yang ditawarkan oleh penjual yang ada disekitar pelataran Masjid untuk di wakaf-kan di Masjid Nabawi. Sesaat kemudian kamipun berjama’ah Sholat Subuh dengan Imam Masjid Nabawi yang mempunyai bacaan Al-Qur’an yang sungguh mengagumkan sehingga membantu untuk menuju kekhusyu’an di dalam Sholat. Seusai sholat subuh dilanjutkan dengan sholat jenazah (di Masjid Nabawi setiap selesai sholat fardlu pasti diikuti dengan Sholat Jenazah). Sesuai itu saya lanjutkan dengan membaca Al-Qur’an (sesuai dengan pesan Bapak, bahwa selama di Haromain agar bisa menghatamkan Al-Qur’an). Setelah cukup, saya dan Pak Ridwan kembali menuju Hotel untuk persiapan agenda ziarah. Sesampainya dipelataran Masjid saya sempatkan melihat-lihat pedagang yang ada, dan mengambil foto di tugu yang ada di depan Masjid Nabawi termasuk dengan anak-anak Madinah yang sedang bermain.

Dua jam kemudian semua jama’ah sudah berkumpul di lobi hotel untuk melakukan agenda Ziarah Dalam yang dipimpin oleh Mas Bahar sebagai Guide. Agenda untuk ziarah kali ini adalah Ziarah Dalam yaitu : Pengenalan Masjid Nabawi, Ziarah ke Makam Baqi, Ziarah ke Makam Rasul dan Roudloh.
Selengkapnya...

Saturday, November 13, 2010

FIRST MOMENT at ROUDLOH

Setelah cukup segar sehabis mandi dari kelelahan perjalanan panjang Juanda - Bandar Sri Begawan - Jeddah – Madinah, saya dan Pak Ridwan menuju ke Masjid Nabawi untuk melakukan sholat Isya’ dan Tarawih. “Subhanallah Wa Al-Hamdulillah Wa Lailahaillah Allahu Akbar” akhirnya sampai di Masjid Nabawi setelah berjalan sekitar 200m dari hotel. Dimana Masjid ini, Masjid Nabi yang barang siapa sholat dimasjid ini lebih utama daripada sholat 1000 kali di Masjid lain kecuali Masjidil Haram dan jika sholat 40 waktu tanpa terputus akan selamat dari neraka dan segala siksa dan terhindar dari sifat munafik. Dengan menggunakan escalator yang tersedia saya mengambil air wudlu ketempat wudlu bawah tanah, selanjutnya saya masuk ke Masjid Nabawi melalui deretan pintu utama.

Setelah didalam Masjid Nabawi melaksanakan Sholat Sujud Syukur, Sholat Tahiyatul Masjid, Sholat Isya’ dan Sholat tarawih sendiri (Jama’ah Tarawih sudah selesai ketika saya sampai di hotel) saya berniat ke Roudloh, tapi kata Pak Ridwan besok saja, akhirnya kami kembali menuju Hotel. Tapi ditengah perjalanan pulang yang masih di dalam Masjid, kami dicegat oleh salah satu pegawai kebersihan Masjid Nabawi yang berasal dari Jawa Barat. Kami pun berkenalan dan bercakap-cakap, yang diantaranya sebagai berikut :
. . . . . . . . . . . . .
A : Sudah berapa hari Pak ?
B : Barusan datang Mas !
A : Sudah ke Roudloh . . . ?
B : Belum, rencananya besok . . .
A : Sudah tahu tempatnya-kan ?
B : Belum !
A : Sekarang saja Pak, lumayan sepi kok.
Tempatnya, ini sampeyan lurus saja sampai mentok, setelah itu belok kiri . . .
B : Oh, gitu ya . . ., ya Mas saya akan ke sana sekarang saja
. . . . . . . . . . . . .
Karena dorongan dari petugas kebersihan Masjid Nabawi itulah saya akhirnya membatalkan kembali ke Hotel dan menuju ke Roudloh. Dan benar saja ternyata tempatnya ramai sekali dan harus antri, setelah menunggu beberapa saat, saya diberi tempat oleh salah satu jama’ah yang sudah selesai sholat dan bermunajat, Alhamdulillah akhirnya saya bisa masuk. Untuk pertama kali di Roudloh ini, saya sholat Tahajjud dan Sholat Hajad serta berdo’a segala hajad dengan penuh rasa haru dan ditutup dengan Sujud Syukur.


Selanjutnya saya keluar dari Roudloh melalui pintu satunya dengan tujuan untuk berziarah ke Makam Nabi Muhammad SAW yang letaknya besebelahan dengan Roudloh, setibanya di depan Makam Nabi Muhammad SAW, timbul rasa haru dimana selama ini jika ber-Sholawat dari jarak jauh sekarang bisa ber-Shalawat secara langsung. Ucapan Shalawat dan Salam tiada henti ketika bejalan berurutan dengan jama’ah lain selama menyusuri area Makam Nabi Muhammad SAW, Sayyidina Abu Bakar Ash-Siddiq R.A dan Sayyidina Umar bin Khottob R.A. Tiada terasa bulir-bulir airmata jatuh menggenapi rasa syukur yang tak terkira atas anugrah yang sudah diterima, Amien Ya Allah Ya Rabb . . .
Selepas itu saya baru pulang menuju hotel dan tiba sekitar pukul 01:00 KSA, kemudian istirahat sebentar sebelum untuk selanjutnya Sahur dan meksanakan Agenda Ziarah untuk hari besok.

Selengkapnya...

JUANDA-JEDDAH, PUASA 20 JAM

Sabtu 14 agustus 2010 M, sekitar pukul tiga dini hari, saya dan keluarga sahur bersama untuk puasa ramadhan dihari yang ke-4. Selepas itu saya mandi, wudlu, sholat tahajjud dan sholat safar. Setelah melakukan do’a safar yang dipimpin oleh Bapak, saya dan keluarga berangkat bersama menuju terminal keberangkatan International Bandara Juanda, dimana tempat Jama’ah Umroh berkumpul untuk melakukan persiapan keberangkatan menuju Jeddah.

Satu jam kemudian, saya dan keluarga tiba di Bandara Juanda dan sholat subuh berjama’ah di Musholla. Setelah itu saya bergabung dan saling kenal dengan Jama’ah Umroh yang lain, termasuk Jama’ah dari travel lain yang diantaranya dari Malang & Pasuruan. Sebelum keberangkatan, Jama’ah berkumpul untuk briefing awal, pengumpulan tas trolly dan pembagian Passpor, Visa, Tiket Pesawat, Umroh ID dan buku petunjuk perjalanan. Dengan penuh rasa haru saya berpamitan dengan keluarga dan untuk selanjutnya melakukan boarding pass. Tepat pukul 06:30, jadilah Royal Brunei Airlines BI 796 menjadi penerbangan internasional saya yang pertama dengan tujuan Jeddah via transit Brunei Darussalam.


Setelah menempuh 2 jam perjalanan, pukul 09:45 waktu Brunei, pesawat mendarat di Bandara International Sultan Hasanal Bolkiah Badar Sri Begawan Brunei Darussalam. Setelah turun dari pesawat, kami menuju ruang tunggu untuk menunggu keberangkatan selanjutnya menuju Jeddah. Saya menyempatkan sholat dhuha dan membeli 2 buah battery Panasonic AAA untuk kamera. Satu jam kemudian kami mendapat panggilan untuk Boarding Pass dan pukul 11:00 waktu Brunei kami terbang menuju Jeddah dengan Royal Brunei Airlines BI 083. Dalam penerbangan kali ini sebagian besar penumpangnya adalah Jama’ah Umroh Indonesia yang diantaranya dari Medan dan Jakarta.

Penerbangan yang cukup melelahkan, disela-sela tidur saya memanfaatkan layar multimedia yang tersedia untuk menghilangkan kelelahan. Selain film, radio, mp3 dan game melalui layar multimedia tersebut bisa diketahui kondisi penerbangan yaitu : arah kiblat, ketinggian, suhu luar, jalur penerbangan, waktu untuk tiba di tujuan dan jam setempat dimana kita terbang diatasnya. Setelah ada pemberitahuan bahwa sudah memasuki waktu dhuhur, saya menuju toilet untuk mengambil air wudlu kemudian sholat, selesai itu mendengarkan murottal Al-Qur’an sebentar, menonton film lagi sampai tertidur. “Do you fasting ?” sesekali pramugari menawarkan makanan & minuman kalau-kalau ada penumpang yang membatalkan puasa. Memang dalam Fiqih ada ruhsoh untuk membatalkan puasa bagi orang yang sedang dalam perjalanan (Musafir). Sempat terbesit untuk membatalkan puasa ketika pesawat terbang diatas India, dimana waktu tersebut sudah waktu berbuka ditanah air, tapi dengan niat yang kuat akhirnya saya tetap melanjutkan puasa sampai tiba maghrib diwaktu setempat.


Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamiin…, setelah 11 jam penerbangan yang sangat melelahkan, pesawat mendarat di Bandara King Abdul Azis Jeddah Saudi Arabia pukul 16:30 waktu KSA. Setelah proses Imigrasi selesai, dengan dipimpin Pak Ahmad sebagai tour leader, kami menuju lobi bandara kemudian disambut oleh perwakilan Mabruro di Jeddah yaitu H. Mukhlis dan dikenalkan dengan Guide kami selama pelaksanaan ibadah umroh kedepan, yaitu Sdr. Bahar. Selama menunggu persiapan menuju Madinah, saya sujud syukur dilanjutkan dengan sholat ashar di Bandara. Setelah semua lengkap, kami menuju bis dan berangkat menuju Madinah.

Setelah sekitar satu jam perjalanan di tengah padang pasir, pukul 18:30 waktu KSA terdengar Adzan Maghrib melalui radio yang ada di bis. Sontak semua jama’ah berucap Alhamdulillah akhirnya tiba juga waktu berbuka setelah hampir berpuasa selama 20 Jam (03:00 - 23:00 BBWI). Setelah berbuka dalam bis dengan menu “Nasi Bebek” yang disediakan oleh pihak travel, kami sampai di Wadi Al-Hudain dan sholat Maghrib disana. Kemudian kami melanjutkan perjalanan menuju Madinah, ditengah perjalanan salah satu kru bis menawarkan kartu perdana local “Mobily” dengan harga Rp. 100.000 dengan pulsa 40 Real KSA. Saya termasuk yang membeli perdana tersebut dan mendapat No 0544712945 dan dengan No ini saya berkomunikasi selama di Tanah Haram baik antar sesama Jama'ah maupun dengan keluarga di Tanah Air. Hampir selama perjalanan menuju Madinah semua jama’ah tertidur karena kelelahan.

Sebelum masuk Madinah kami dibangunkan oleh Mas Bahar selaku guide, untuk ditunjukkan batas Tanah Haram dan dipimpin untuk membaca do’a memasuki kota Al-Madinah Al-Munawwaroh. Sekitar pukul 22:30 KSA kami sampai di Hotel Al-Madinah Mubarak, dimana kami menginap selama 3 hari di Madinah. Setelah check-in jama’ah menuju kamar masing-masing termasuk saya yang bertempat di lantai 8 bersama Pak Ridwan dan Mas Bahar Guide. Setibannya di kamar, kami membagi tempat tidur, mengatur barang bawaan, mandi dan istirahat sebentar sebelum berangkat ke Masjid Nabawi Untuk sholat Isya’ dan Tarawih.
Selengkapnya...